Aksi kekerasan kembali ditunjukkan oknum petugas pengamanan Presiden. Kali ini, menimpa Sulung Hadi Sukmawan, 25 tahun, warga Keluruhan Jodipan Wetan RT 16 RW 07, Kecamatan Blimbing, Kota Malang.
Sulung babak belur, gigi atas patah dan tangan kirinya juga patah setelah dipukuli oknum yang diduga pengaman presiden. Sulung dianiaya ketika melintas di depan Lanal Malang Jalan Tanimbar, tempat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginap. Dia mengaku dihajar di hadapan orang-orang berseragam Polisi dan TNI .
Ibu korban, Warsiti, 41 tahun menuturkan, peristiwa bermula saat anaknya bersama temannya, Slamet mengambil uang di rumah keponakannya di Mergan. Sekitar pukul 19.00, Rabu kemarin, Sulung berpamitan dan berangkat bersama temannya, Slamet.
Warsiti mengatakan, Sulung tidak tahu bahwa di area Lanal Malang jalan Tanimbar sedang dijaga petugas keamanan Presiden SBY yang sedang menginap. Karena menurutnya, tidak ada rambu rambu sama sekali sehingga Sulung tetap melenggang melewati kawasan tersebut.
Namun, sekitar pukul 21.00 WIB, Sulung melintas kembali dari Mergan, tetapi tiba–tiba anaknya dihadang oleh petugas keamanan. Beberapa oknum petugas tersebut tanpa basa basi langsung menghajar Sulung hingga tak sadarkan diri.
Tak ayal, Sulung mengalami luka-luka di mulut dan patah tulang tangan kirinya akibat hantaman benda tumpul, hingga tak sadarkan diri. Warsiti mengaku, anaknya kemudian dibawa ke RKZ untuk menjalani perawatan oleh petugas berpakaian TNI.
Sekitar pukul 22.30 WIB, Warsiti mendapatkan telepon dari Slamet, bahwa anaknya mengalami luka serius dan kondisinya langsung dilarikan ke RKZ oleh anggota TNI .
Bahkan ibu korban mendapatkan intimidasi dari seorang oknum anggota keamanan melalui sambungan telepon, "bahwa kejadian yang menimpa putra ibu bisa dipidanakan mati”.
Sedangkan Sulung mengaku yang menganiaya dirinya lebih dari dua orang dengan disaksikan petugas berpakaian coklat dan hijau. Korban mengaku langsung tidak sadarkan diri ketika menerima pukulan pertama dengan benda keras, sehingga sulit mengingat kembali peristiwa tersebut.
Sulung sendiri masih sulit berkomunikasi saat wartawan dari beberapa media berusaha mewawancarainya yang masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Syaiful Anwar, Malang.
Ayah korban, Sudiro, 45 tahun, tidak bisa berbuat banyak terkait penganiayaan terhadap putranya. Karena akibat pemukulan tersebut dari hasil keterangan dokter anaknya mengalami luka-luka, gigi atasnya rontok akibat pemukulan. Serta tangan kanannya patah.
Kondisi diperparah bahwa anaknya harus menjalani operasi dengan biaya tinggi dan menggunakan Pen untuk dirahangnya karena patah akibat dipukul.
“Saya tidak tahu Mas, harus mengadu kemana dan melapor kemana karena biayanya juga cukup besar,” ucapnya.
Sudiro berharap, pelaku yang diduga petugas pengamanan presiden, bisa diberikan hukuman yang setimpal. Bahkan pemecatan. Dia juga meminta Presiden SBY untuk memberikan perhatian kepada kesehatan anaknya dan membiayai semua pengobatan hingga sembuh.
Sementara, saat dikonfirmasi, Komandan Paspampres Mayjen Agus Sutomo belum mengetahui adanya penganiayaan anggotanya terhadap warga saat menjaga keamanan Presiden SBY di Malang.
"Berita bohong itu. Tidak ada laporan ke saya, ada kejadian seperti itu. Nanti saya cek," tuturnya. [nasional.vivanews.com]
Sulung babak belur, gigi atas patah dan tangan kirinya juga patah setelah dipukuli oknum yang diduga pengaman presiden. Sulung dianiaya ketika melintas di depan Lanal Malang Jalan Tanimbar, tempat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginap. Dia mengaku dihajar di hadapan orang-orang berseragam Polisi dan TNI .
Ibu korban, Warsiti, 41 tahun menuturkan, peristiwa bermula saat anaknya bersama temannya, Slamet mengambil uang di rumah keponakannya di Mergan. Sekitar pukul 19.00, Rabu kemarin, Sulung berpamitan dan berangkat bersama temannya, Slamet.
Warsiti mengatakan, Sulung tidak tahu bahwa di area Lanal Malang jalan Tanimbar sedang dijaga petugas keamanan Presiden SBY yang sedang menginap. Karena menurutnya, tidak ada rambu rambu sama sekali sehingga Sulung tetap melenggang melewati kawasan tersebut.
Namun, sekitar pukul 21.00 WIB, Sulung melintas kembali dari Mergan, tetapi tiba–tiba anaknya dihadang oleh petugas keamanan. Beberapa oknum petugas tersebut tanpa basa basi langsung menghajar Sulung hingga tak sadarkan diri.
Tak ayal, Sulung mengalami luka-luka di mulut dan patah tulang tangan kirinya akibat hantaman benda tumpul, hingga tak sadarkan diri. Warsiti mengaku, anaknya kemudian dibawa ke RKZ untuk menjalani perawatan oleh petugas berpakaian TNI.
Sekitar pukul 22.30 WIB, Warsiti mendapatkan telepon dari Slamet, bahwa anaknya mengalami luka serius dan kondisinya langsung dilarikan ke RKZ oleh anggota TNI .
Bahkan ibu korban mendapatkan intimidasi dari seorang oknum anggota keamanan melalui sambungan telepon, "bahwa kejadian yang menimpa putra ibu bisa dipidanakan mati”.
Sedangkan Sulung mengaku yang menganiaya dirinya lebih dari dua orang dengan disaksikan petugas berpakaian coklat dan hijau. Korban mengaku langsung tidak sadarkan diri ketika menerima pukulan pertama dengan benda keras, sehingga sulit mengingat kembali peristiwa tersebut.
Sulung sendiri masih sulit berkomunikasi saat wartawan dari beberapa media berusaha mewawancarainya yang masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Syaiful Anwar, Malang.
Ayah korban, Sudiro, 45 tahun, tidak bisa berbuat banyak terkait penganiayaan terhadap putranya. Karena akibat pemukulan tersebut dari hasil keterangan dokter anaknya mengalami luka-luka, gigi atasnya rontok akibat pemukulan. Serta tangan kanannya patah.
Kondisi diperparah bahwa anaknya harus menjalani operasi dengan biaya tinggi dan menggunakan Pen untuk dirahangnya karena patah akibat dipukul.
“Saya tidak tahu Mas, harus mengadu kemana dan melapor kemana karena biayanya juga cukup besar,” ucapnya.
Sudiro berharap, pelaku yang diduga petugas pengamanan presiden, bisa diberikan hukuman yang setimpal. Bahkan pemecatan. Dia juga meminta Presiden SBY untuk memberikan perhatian kepada kesehatan anaknya dan membiayai semua pengobatan hingga sembuh.
Sementara, saat dikonfirmasi, Komandan Paspampres Mayjen Agus Sutomo belum mengetahui adanya penganiayaan anggotanya terhadap warga saat menjaga keamanan Presiden SBY di Malang.
"Berita bohong itu. Tidak ada laporan ke saya, ada kejadian seperti itu. Nanti saya cek," tuturnya. [nasional.vivanews.com]
Dimana mana beritanya aparat / Oknum bikin ulah,
Herdernya para Koruptor dan Penguasa ini kok seenak jidatnya.
Setiap tahun ada penerimaan anggota,
mungkinkah untuk menjajah warga sipil...???
0 comments:
Post a Comment