Berhati-hatilah bagi anda yang memilih berbelanja daging di supermarket. Menurut studi terkini, separuh dari daging sapi dan unggas yang dijual di supermarket terkontaminasi dengan bakteri Staphylococcus.
Memang perkiraan itu baru berdasar penelitian yang dilakukan terhadap 136 sampel ayam, sapi, dan kalkun yang dibeli dari supermarket grosir di AS, yakni kota-kota Chicago, Los Angeles, Washington D.C, Flagstaff, Arizona dan Fort Lauderdale, Florida.
Bila pembeli memasak daging hingga matang, maka bakteri itu dipastikan mati. Pejabat kesehatan federal AS juga memperkirakan jumlah bakteri jenis itu hanya berkontribusi kurang dari 3 persen dalam penyakit yang disebabkan makanan. Jauh bila dibanding bakteri macam Salmonella dan E Coli.
Namun studi menemukan setengah dari sampel mengandung bakteri Staphylococcus aureus, yakni jenis yang bisa membuat orang sakit. Kabar lebih buruknya, setengah dari sampel yang terkontaminasi itu memiliki jenis spesies yang resisten paling tidak dengan tiga jenis antibiotik.
"Studi ini untuk menunjukkan banyak dari daging kita terkontaminasi dengan jenis bakteri yang tahan multi antibiotik," ujar salah satu penulis penelitian, Paul Keim, dalam pernyataannya. "Kini kita perlu memastikan apa artinya dalam risiko kesehatan bagi konsumen."
Keim dan kolega peneliti yang terlibat dalam studi bekerja untuk lembaga non-profit, Translational Genomics Research Institute di Arizona. Studi mereka akan dipublikasikan dalam jurnal Clinical infectious Diseases.
Bakteri Staph umumnya ditemukan di kulit dan hidung 25 persen manusia sehat. Bakteri jenis itu dapat menyebar dalam berbagai media, termasuk paket tanaman, dalam dapur dan ia juga bisa menyebabkan keracunan makanan.
Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular memperkiarakan, bakteri itu menyebabkan 240 kasus penyakit saban tahunnya. Selalu mencuci tangan dan memasak makanan hingga matang adalah resep terbaik untuk menghindari masalah kesehatan akibat bakteri tersebut.
Sumber : http://www.jelajahunik.us/2012/02/bakteri-tahan-antibiotik-ditemukan-di.html#ixzz1l8xaxRxM
0 comments:
Post a Comment