Home » , , » Ritual Menyambut Ramadan

Ritual Menyambut Ramadan

Ritual Menyambut Ramadan


Di layar televisi, suasana bulan puasa yang penuh kemeriahan sudah dimulai sejak beberapa minggu yang lalu ketika berbagai produk mulai menampilkan iklan bernuansa Ramadan, serta acara-acara khusus yang akan disiarkan sepanjang bulan.

Di pasar, harga-harga kebutuhan pokok mulai merambat naik. Sementara toko-toko kain dan pakaian yang menjual berbagai macam busana muslim juga dipenuhi pembeli yang mulai menyiapkan kebutuhan Hari Raya.

Sejumlah pemakaman yang tersebar di berbagai penjuru kota mulai dipadati para peziarah sejak minggu pertama bulan Juli. Kunjungan ke makam orangtua dan kerabat menjelang Ramadan merupakan salah satu ritual yang banyak dilakukan masyarakat.
Sejumlah warga mengunjungi makam di kawasan Kalibata, Jakarta, Minggu, 15 Juli 2012. [TEMPO/STR/Dasril Roszandi; …
Di sejumlah wilayah di Pulau Jawa, tradisi ini disebut Nyadran, yang melambangkan eratnya hubungan spiritual antara manusia dengan leluhurnya. Selanjutnya, makanan berupa kolak, apem dan ketan beserta nasi lengkap dengan lauk pauknya yang telah disiapkan akan disantap bersama dalam sebuah kenduri.

Di Pontianak, kehadiran Ramadan disambut oleh dentuman meriam yang bersahutan sepanjang malam. Tradisi tersebut erat kaitannya dengan sejarah kota yang terletak di pertemuan Sungai Kapuas Besar, Kapuas Kecil dan Sungai Landak ini.

Pada abad ke-17, Syarif Abdurrahman Al Qadri bersama rombongannya sampai di Batulayang (kini terletak di utara Pontianak) setelah melakukan perjalanan dari Mempawah guna mencari daerah yang tepat untuk mendirikan kesultanan. Di tempat ini, rombongan mendapat gangguan dari kuntilanak yang menyerupai wanita menyeramkan.

Ia lantas memerintahkan rombongannya menembakkan meriam untuk mengusir makhluk halus tersebut, sekaligus sebagai pertanda, tempat jatuhnya peluru meriam tersebut adalah tempat yang tepat untuk membangun kesultanan. Peristiwa ini kemudian menjelma menjadi tradisi yang dilaksanakan untuk menyambut Ramadan.

Umat Islam di Lombok melakukan tradisi Bebersinan (atau ada pula yang menyebutnya Penampahan) menjelang Ramadan. Hal ini biasanya dilakukan sehari sebelum ibadah puasa dimulai. Selain melakukan ziarah ke makam alim-ulama atau tokoh yang disegani, masyarakat juga mengadakan acara salam-salaman, bermaaf-maafan dengan keluarga, kerabat dan tetangga agar setiap orang memasuki Ramadan dalam keadaan bersih suci dari dosa dan kesalahan.

Sesudahnya, dilakukan acara berzikir bersama atau Roah, di masjid atau musala. Acara ini juga lazim dilakukan di rumah-rumah dengan mengundang tokoh agama untuk memberikan ceramah.

Masyarakat Bangka-Belitung mengenal tradisi Mandi Belimau, yakni mandi dengan air limau untuk menyambut datangnya Ramadan. Kegiatan ini diawali dengan melakukan ziarah ke makam ulama dan tokoh masyarakat yang sangat dihormati. Selanjutnya, warga masyarakat berbondong-bondong menuju Sungai Jada Bahrin tempat ritual ini biasa dilaksanakan.

Sebelum mandi, tiap-tiap orang berdoa untuk membersihkan batin sebelum melaksanakan ibadah puasa. Tradisi Mandi Belimau sudah ada sejak tiga ratus tahun yang lalu. Setelah sempat berhenti dilaksanakan, tradisi ini dihidupkan kembali dan dilestarikan agar tidak hilang tertelan zaman.

Begitulah ragam tradisi berbagai tempat di Indonesia untuk menyambut Ramadan. Semua ini menunjukkan semangat dan kegembiraan umat muslim untuk menyambut datangnya bulan yang paling mulia.

Selamat menunaikan ibadah puasa.


Baca Juga :
Share this article :
 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Risky Alan - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger