Home » , » Terus Gue Harus Bilang WOW gitu ???

Terus Gue Harus Bilang WOW gitu ???

Terus Gue Harus Bilang WOW gitu ???


Terus gue harus bilang WOW gitu? Masalah buat Loe? Ungkapan tersebut sedang booming terdengar dan digunakan oleh kalangan masyakat. Bahasa yang awalnya digunakan golongan anak Alay ini merambah ke orang normal, yakni anak muda, dewasa, bahkan ada beberapa orang tua menggunakan ujaran fenomenal ini.
Mr. Bean bilang WOW
Bahkan, Beberapa orang, ada yang memplesetkan ujaran WOW menjadi Terus gue harus bilang Jokowi jadi JokoWOW gitu,?.  Terus gue harus ucap alif, ba, ta, sa sampai WAW gitu?

Lelucon dan candaan ini belum cukup sampai disitu, ungkapan WOW juga masuk dalam sebuah buku latihan pelajaran sekolah berikut ini:
WOW masuk buku pelajaran
Lantas kira-kira darimana ya asal usul ujaran ini:

Asat-diusut ternyata fenomena WOW bermula dari tayangan sinetron seri remaja di sebuah stasiun swasta berjudul Yang Masih DIbawah Umur. Seorang tokoh antagonis bernama Cherry (diperankan oleh Natasha Wilona) sering mengungkapkan Terus gue harus bilang WOW gitu?. Biasanya ucapan ini terlontar dari mulut Cherry pada saat dikalahkan oleh rivalnya, si manis Tiara. Karena pembawaan Cherry yang jutek tapi punya tampang cute dan sinetron ini demikian digemari kalangan anak-anak (apalagi Alay), ga heran ungkapan ini jadi cepat tenar.

Lalu, bahasa ini dilanjutkan oleh beberapa sinetron, seperti sinetron Cinta Bersemi di Putih Abu-abu dengan kata kata Double Waaw, dll. Pendapat lain menyatakan bahwa kata WOW itu ada pada sinetron remaja Putih Abu-abu, dimana si Kutu Didi sering berkata ” saatnya bilang waaw — waaaaaw ! “

Terlepas dari itu, dari analisa bahasa, kita memang seharusnya menyadari  bahwa bahasa adalah hal yang dinamis. Terus berubah sesuai perkembangan zaman. Misalnya saja, kata wanita pemuas lelaki yang terus berubah-ubah. Sekitar tahun 90-an, wanita seperti ini disebut (maaf) odong-odong. Dan terus berubah, menjadi pecun, pelacur, perek, hingga kini disebut jablay.

Kita juga mesti tahu bahwa sebenarnya bahasa itu bersifat arbitrer, alias suka-suka. Tidak ada hubungan antara kata suatu benda dengan maknanya. Tak ada hubungannya kenapa sebuah tempat duduk yang memiliki empat kaki itu disebut kursi. | jadiberita.com
Share this article :
 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Risky Alan - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger